Rabu, 11 April 2018

Kajian Wilayah Desa Ngerangan


1.      Letak
Desa Ngerangan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Secara astronomis Desa Ngerangan terletak pada :
·         Titik paling utara : -7.792475, 110.688412
·         Titik paling selatan : -7.806426, 110.679770
·         Titik paling barat : -7.795993, 110.672082
·         Titik paling timur : -7.800437, 110.694130.

Gambar 1 Peta Desa Ngerangan

Secara geografis Desa Ngerangan terletak di sebelah utara Perbukitan Kapur Gunung Kidul. Desa Ngerangan merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah Desa Ngerangan berbatasan dengan :
·         Sebelah Utara : Desa Jambakan
·         Sebelah Selatan : Desa Tancep, Ngawen, Gunungkidul
·         Sebelah timur : Desa Karangasem, Kecamatan Cawas
·         Sebelah Barat : Desa Dukuh

2.      Luas Wilayah
            Luas wilayah Desa Ngerangan yaitu kurang lebih 327.8 ha. Penggunaan lahan di Desa Ngerangan bervariatif yaitu meliputi lahan pertanian dan lahan pemukiman. pola pemukiman penduduk yang ada di Desa Ngerangan yaitu memusat, dengan adanya pusat pemerintahan desa yang berada di tengah desa, kemudian lumbung desa, pekuburan desa, tempat pemandian umum, pasar, sekolah, masjid, dan gardu-gardu. Ada pula lapangan khusus untuk penggembalaan ternak. Di bagian luarnya terhampar lahan persawahan atau perladangan serta hutan. Desa Ngerangan  memiliki tata ruang desa yang rapi dan asri, dengan deretan rumah dan pepohonan di kanan-kiri jalan. Umumnya setiap rumah memiliki pekarangan yang cukup luas. Sehingga jarak antara satu rumah dengan yang lainnya seringkali sangat jarang.

3.      Relief  (topografi) dan iklim
Kondisi topografi Desa Ngerangan yaitu termasuk wilayah perbukitan kapur pegunungan seribu dengan ketinggian 100-200 mdpl. Desa Ngerangan merupakan desa yang beriklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28–30 derajat Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153 milimeter setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi pada Bulan Januari (350 mm) dan curah hujan terrendah pada Bulan Juli (8 mm).

4.      Kondisi Geologis
Kondisi geologis/struktur tanah di Desa Ngerangan yaitu terdiri dari tanah litosol dan grumosol kelabu tua. Tanah di Desa Ngerangan merupakan tanah lempung yang bersifat labil dimana pada musim kemarau tanah menjadi retak-retak karena susut dan pada musim penghujan tanah menjadi lengket dan kuat dukungnya rendah. 

5.      Penduduk
Peduduk di Desa Ngerangan mayoritas bermatapencaharian sebagai petani dan pedagang angkringan di kota-kota besar seperti Jogja dan Solo. Selain petani, mata pencaharian penduduk Desa Ngerangan yaitu sebagai guru, pedagang, dokter, buruh pabrik, pengrajin kayu dan wiraswasta. Mata pencaharian penduduk berkaitan dengan kondisi lahan pertanian wilayah Desa Ngerangan yang merupakan tanah tadah hujan. Saat musim tanam dan musim panen maka penduduk Desa Ngerangan yang bekerja di kota-kota besar pulang mengurus lahan pertanian. Sedangkan saat musim tunggu, mayoritas penduduk kembali ke kota besar menjadi pedagang angkringan.
Penduduk Desa Ngerangan 100% beragama islam, dengan beberapa organisasi yaitu muhammdiyah, NU, dan LDII. Tingkat pendidikan Penduduk Desa Ngerangan terendah yaitu lulusan SD. Penduduk lulusan SD ini merupakan penduduk dengan golongan usia tua. Sedangkan untuk penduduk usia muda sudah banyak yang menempuh pendidikan tinggi, seperti di UGM, UNS, UMS, dan UNY.

6.      Sosial
Dalam bidang sossial masyarakat Desa Ngerangan memiliki beberapa kegiatan diantaranya yaitu ;
a.       Karangtaruna
Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Karang taruna di Desa Ngerangan terbagi menjadi karang taruna dalam lingkup rukun tetangga. Jadi, masing-masing rukun tetangga memiliki organisisi pemuda sendiri. Akan tetapi, dalam skala desa terdapat juga wadahnya yaitu Ngerangan Muda. Kegiatan yang dilakukan oleh karang taruna di Desa Ngerangan yaitu seperti kegiatan dalam rangka HUT RI, perayaan hari raya Islam, rapat rutin, gotongroyong dan juga kegiatan lain yang biasanya bersifat incidental.

b.      Ronda
Kegiatan ronda di Desa Ngerangan menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap malam. Kegiatan ronda dijadwalkan berbeda untuk masing-masing rukun tetangga. Kegiatan ronda ini juga dibarengi dengan adanya program jimpitan. Program jimpitan merupakan bentuk kas yang dilakukan dengan mengisi wadah yang digantung di depan rumah, di isi dengan beras sejimpit atau uang minimal 500 rupiah. Jimpitan tersebut akan diambil oleh warga yang melakukan ronda.

c.       Gotongroyong
Kegiatan gotongroyong merupakan hal yang lazim dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Desa Ngerangan, biasanya melakukan kegiatan gotongroyong dalam rangka hajatan, sripahan, sambatan (membangun rumah), membuat sarana prasarana desa dan juga bersih desa. Kegiatan gotongroyong dalam kegiatan hajatan biasanya dari mulai kegiatan tarub untuk bapak-bapak, rewang untuk ibu-ibu, dan nyinom untuk pemuda desa. Melalui hal itu bias dilihat bahwa seluruh elemen masyarakat ikut andil dalam gotongroyong dalam masyarakat Desa Ngerangan.

d.      Pengajian
Pengajian merupakan kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat di Desa Ngerangan. Akan tetapi, jadwal kegiatan ini berbeda di setiap masjid maupun sesuai dengan organisasi yang diikuti. Seperti jika muhammadiyah terdapat pengajian ahad pagi yang dilaksanakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Ranting Desa Ngerangan.

Gambar 2 Gedung Dakwah Muhammadiyah

7.      Budaya
Budaya merupakan sesuatu hal yang ada di setiap daerah. Di Desa Ngerangan budaya yang ada yaitu ;
a.       Seni Gamelan
Salah satu kekayaan budaya Indonesia yang terkenal dalam bidang musik adalah seni gamelan. Gamelan adalah seperangkat alat musik dengan nada pentatonis, yang terdiri dari : Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling. Komponen utama alat musik gamelan adalah : bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan.
Kesenian gamelan ini masih ada di Desa Ngerangan, tepatnya di Dukuh Pilangsari. Kegiatan rutin latihan biasanya dilaksanakan pada sabtu malam. Akan tetapi, pemain gamelan ini rata-rata penduduk usia tua. Penduduk usia muda jarang yang ikut serta dalam kegiatan ini.

b.      Jathilan
Jathilan adalah kesenian yang telah lama dikenal oleh Masyarakat Yogyakarta dan juga sebagian Jawa Tengah. Jathilan juga dikenal dengan nama kuda lumping, kuda kepang, ataupun jaran kepang. Tersemat kata “kuda” karena kesenian yang merupakan perpaduan antara seni tari dengan magis ini dimainkan dengan menggunakan properti berupa kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu (kepang).
Di Desa Ngerangan kesenian jathilan biasanya dipentaskan dalam rangka peringatan HUT RI dan juga perayaan hari raya Islam. Pemain kesenian jathilan berasal dari Dukuh Sendang. Seni Jathilan ini tidak hanya dimainkan oleh orangtua saja. Akan tetapi, banyak anak-anak yang ikut serta dalam pementasan kesenian ini. Biasanya pementasan jathilan dilakukan dengan pawai mengelilingi Desa Ngerangan.

c.       Sepak Bola
Sepakbola merupakan cabang olahraga yang dapat dengan mudah dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Di Desa Ngerangan sepak bola mendapat perhatian khusus sejak dulu. Di desa ini sudah terdapat tim sepak bola dari generasi ke genersi. Tim tersebut yaitu Putra Buana, sebagai regenerasi dari tim senior Buana Jaya. Setiap sabtu dan minggu sore, Putra Buana berlatih tanding melawan klub local lain baik dalam wilayah Kecamatan Bayat hingga luar kabupaten klaten. Di Desa Ngerangan, juga terdapat SSB sebagai usaha untuk menampung serta mengembangkan minat masyarakat Desa Ngerangan terhadap sepakbola.

Gambar 3 Lapangan DesaNgerangan

8.      Ekonomi
Kegiatan ekonomi di Desa Ngerangan yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan produksi yang ada di Desa Ngerangan yaitu produksi keripik, gerobak angkringan, dan produksi beras. Kegiatan distribusi yang ada yaitu seperti banyak warung kelontong dan juga terdapat pasar.


Gambar 4 BMT Limasan

9.      Vegetasi
Desa Ngerangan merupakan desa dengan tanah kapur yang kering sulit untuk ditanami tanaman pangan seperti sayuran. Tanaman yang dapat tumbuh subur yaitu seperti pohon jati dan pohon pisang. Pohon jati dapat tumbuh subur karena tidak memerlukan banyak air dalam pertumbuhannya.
Areal persawahan di Desa Ngerangan biasanya ditanami padi, jagung/kedelai secara bergantian. Sawah di Desa Ngerangan merupakan sawah tadah hujan. Sehingga tanaman padi ditanam saat musim penghujan.

Gambar 5 Pohon Jati

10.  Potensi
Saat ini di Desa Ngerangan, sedang dibangun Ksatrian Entrepeneur Indonesia yang merupakan milik mantan bupati klaten, H. Sunarna. Ksatrian tersebut nantinya merupakan tempat belajar para wirausaha muda. Dalam pembangunannya, terdapat salah satuu bangunan yang menjadi ikon pariwisata Desa Ngerangan yaitu bangunan Joglo. Joglo yang didirikan merupakan joglo terbesar yang ada di Indonesia. Pembangunan ksatrian entrepreneur ini diharapkan nantinya dapat menunjang perekonomian penduduk Desa Ngerangan.

Gambar 6 Proyek Ksatrian Entrepreneur
Selain itu, pada tahun 2016, Desa Ngerangan sempat masuk dalam pemberitaan media local solo dikarenakan Desa Ngerangan dianggap sebagai cikal bakal hadirnya angkringan/hik. Pemberitaan ini didasarkan mayoritas penduduk Desa Ngerangan merupakan pedagang angkringan yang diantaranya sudah mencapai puluhan tahun. Hal ini didukung dengan adanya pengrajin kayu yang membuat gerobak angkringan di Desa Ngerangan. Oleh karena itu, Desa Ngerangan sebenarnya dapat berpotensi menjadi desa wisata angkringan jika pemerintah desa mau mematenkan angkringan sebagai budaya asli Desa Ngerangan.

11.  Permasalahan Utama
Wilayah Desa Ngerangan merupakan termasuk tanah kering, sehingga permasalahan utama yaitu terjadinya kekeringan pada musim kemarau dan kurangnya pengembangan sumberdaya manusia.
·         Kekeringan
Kekeringan secara umum bisa didefinisikan sebagai pengurangan pesediaan air atau kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan di bawah normal atau volume yang diharapkan untuk jangka waktu tertentu. Desa Ngerangan merupakan desa yang termasuk dalam daerah dengan ancaman bahaya kekeringan tinggi yang tersebar di bagian selatan Kabupaten Klaten. Daerah terluas dengan tingkat ancaman bahaya kekeringan tinggi berada di Kecamatan Bayat yaitu sebesar 238,06 hektar.
Kecamatan Bayat menempati posisi tertinggi karena dipengaruhi oleh komponen sosial dan ekologi yang memiliki tingkat kerentanan yang cenderung tinggi. Meskipun memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tergolong sedang, kecamatan ini memiliki jumlah penduduk rentan (balita, ibu hamil, lansia dan penduduk cacat) yang tergolong tinggi. Selain itu juga tingkat kemiskinan di Kecamatan Bayat bisa dikatakan sangat tinggi karena memiliki persentase penduduk miskin sebesar 77,53%. Dari sisi ekologi, Kecamatan Bayat memiliki hutan dengan luasan mencapai 14,54% yang berpotensi terdampak apabila terjadi kekeringan.



Lampiran Gambar

Gambar 7 SD N 3 & 1 Ngerangan

Gambar 8 SMP N 2 Bayat

Gambar 9 Lahan Pertanian

Gambar 10 Puskesmas

Gambar 11 Kantor Desa Ngerangan

Gambar 12 TK ABA Ngerangan 1