1. Letak
Desa Ngerangan merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Secara astronomis Desa Ngerangan terletak
pada :
·
Titik paling utara : -7.792475, 110.688412
·
Titik paling selatan : -7.806426, 110.679770
·
Titik paling barat : -7.795993, 110.672082
·
Titik paling timur : -7.800437, 110.694130.
Gambar 1
Peta Desa Ngerangan
Secara geografis Desa Ngerangan terletak di sebelah utara
Perbukitan Kapur Gunung Kidul. Desa Ngerangan merupakan desa yang berbatasan
langsung dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah Desa Ngerangan
berbatasan dengan :
·
Sebelah Utara : Desa Jambakan
·
Sebelah Selatan : Desa Tancep, Ngawen,
Gunungkidul
·
Sebelah timur : Desa Karangasem, Kecamatan Cawas
·
Sebelah Barat : Desa Dukuh
2. Luas
Wilayah
Luas wilayah Desa
Ngerangan yaitu kurang lebih 327.8 ha. Penggunaan lahan di Desa Ngerangan
bervariatif yaitu meliputi lahan pertanian dan lahan pemukiman. pola pemukiman penduduk
yang ada di Desa Ngerangan yaitu memusat, dengan adanya
pusat pemerintahan desa yang berada di tengah desa, kemudian lumbung desa,
pekuburan desa, tempat pemandian umum, pasar, sekolah, masjid, dan
gardu-gardu. Ada
pula lapangan khusus untuk penggembalaan ternak. Di bagian luarnya terhampar
lahan persawahan atau perladangan serta hutan. Desa Ngerangan memiliki tata ruang desa yang rapi dan asri,
dengan deretan rumah dan pepohonan di kanan-kiri jalan. Umumnya setiap
rumah memiliki pekarangan yang cukup luas. Sehingga jarak antara satu rumah
dengan yang lainnya seringkali sangat jarang.
3. Relief (topografi) dan iklim
Kondisi topografi Desa Ngerangan yaitu termasuk wilayah
perbukitan kapur pegunungan seribu dengan ketinggian 100-200 mdpl. Desa
Ngerangan merupakan desa yang beriklim tropis
dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara
rata-rata 28–30 derajat Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153
milimeter setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi pada Bulan Januari (350
mm) dan curah hujan terrendah pada Bulan Juli (8 mm).
4. Kondisi
Geologis
Kondisi geologis/struktur tanah di Desa Ngerangan yaitu terdiri
dari tanah litosol dan grumosol kelabu tua. Tanah di Desa Ngerangan merupakan
tanah lempung yang bersifat labil dimana pada musim kemarau tanah menjadi
retak-retak karena susut dan pada musim penghujan tanah menjadi lengket dan
kuat dukungnya rendah.
5. Penduduk
Peduduk di Desa Ngerangan mayoritas bermatapencaharian sebagai
petani dan pedagang angkringan di kota-kota besar seperti Jogja dan Solo. Selain
petani, mata pencaharian penduduk Desa Ngerangan yaitu sebagai guru, pedagang,
dokter, buruh pabrik, pengrajin kayu dan wiraswasta. Mata pencaharian penduduk
berkaitan dengan kondisi lahan pertanian wilayah Desa Ngerangan yang merupakan
tanah tadah hujan. Saat musim tanam dan musim panen maka penduduk Desa
Ngerangan yang bekerja di kota-kota besar pulang mengurus lahan pertanian.
Sedangkan saat musim tunggu, mayoritas penduduk kembali ke kota besar menjadi
pedagang angkringan.
Penduduk Desa Ngerangan 100% beragama islam, dengan beberapa
organisasi yaitu muhammdiyah, NU, dan LDII. Tingkat pendidikan Penduduk Desa
Ngerangan terendah yaitu lulusan SD. Penduduk lulusan SD ini merupakan penduduk
dengan golongan usia tua. Sedangkan untuk penduduk usia muda sudah banyak yang
menempuh pendidikan tinggi, seperti di UGM, UNS, UMS, dan UNY.
6. Sosial
Dalam bidang sossial masyarakat Desa Ngerangan memiliki beberapa
kegiatan diantaranya yaitu ;
a.
Karangtaruna
Karang Taruna merupakan wadah pengembangan
generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung
jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di
wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang
terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Karang taruna di Desa
Ngerangan terbagi menjadi karang taruna dalam lingkup rukun tetangga. Jadi,
masing-masing rukun tetangga memiliki organisisi pemuda sendiri. Akan tetapi,
dalam skala desa terdapat juga wadahnya yaitu Ngerangan Muda. Kegiatan yang
dilakukan oleh karang taruna di Desa Ngerangan yaitu seperti kegiatan dalam
rangka HUT RI, perayaan hari raya Islam, rapat rutin, gotongroyong dan juga
kegiatan lain yang biasanya bersifat incidental.
b.
Ronda
Kegiatan ronda di Desa Ngerangan menjadi kegiatan rutin
yang dilakukan setiap malam. Kegiatan ronda dijadwalkan berbeda untuk
masing-masing rukun tetangga. Kegiatan ronda ini juga dibarengi dengan adanya
program jimpitan. Program jimpitan merupakan bentuk kas yang dilakukan dengan
mengisi wadah yang digantung di depan rumah, di isi dengan beras sejimpit atau uang minimal 500 rupiah.
Jimpitan tersebut akan diambil oleh warga yang melakukan ronda.
c.
Gotongroyong
Kegiatan gotongroyong
merupakan hal yang lazim dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Desa Ngerangan, biasanya melakukan
kegiatan gotongroyong dalam rangka hajatan, sripahan,
sambatan (membangun rumah), membuat
sarana prasarana desa dan juga bersih desa. Kegiatan gotongroyong dalam
kegiatan hajatan biasanya dari mulai kegiatan tarub untuk bapak-bapak, rewang
untuk ibu-ibu, dan nyinom untuk
pemuda desa. Melalui hal itu bias dilihat bahwa seluruh elemen masyarakat ikut
andil dalam gotongroyong dalam masyarakat Desa Ngerangan.
d.
Pengajian
Pengajian merupakan
kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat di Desa Ngerangan. Akan tetapi, jadwal kegiatan ini berbeda di
setiap masjid maupun sesuai dengan organisasi yang diikuti. Seperti jika
muhammadiyah terdapat pengajian ahad pagi yang dilaksanakan di Gedung Dakwah
Muhammadiyah Ranting Desa Ngerangan.
Gambar 2
Gedung Dakwah Muhammadiyah
7. Budaya
Budaya merupakan sesuatu hal yang ada di setiap daerah. Di Desa
Ngerangan budaya yang ada yaitu ;
a.
Seni Gamelan
Salah satu kekayaan budaya Indonesia yang terkenal dalam bidang musik
adalah seni gamelan. Gamelan adalah
seperangkat alat musik dengan nada pentatonis, yang terdiri dari : Kendang,
Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk,
Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling. Komponen utama alat
musik gamelan adalah : bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki
fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan.
Kesenian gamelan ini masih ada di Desa Ngerangan, tepatnya di
Dukuh Pilangsari. Kegiatan rutin latihan biasanya dilaksanakan pada sabtu
malam. Akan tetapi, pemain gamelan ini rata-rata penduduk usia tua. Penduduk
usia muda jarang yang ikut serta dalam kegiatan ini.
b.
Jathilan
Jathilan adalah kesenian yang telah lama dikenal oleh Masyarakat
Yogyakarta dan juga sebagian Jawa Tengah. Jathilan juga dikenal dengan
nama kuda lumping, kuda kepang, ataupun jaran kepang. Tersemat kata “kuda” karena kesenian
yang merupakan perpaduan antara seni tari dengan magis ini dimainkan
dengan menggunakan properti berupa kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman
bambu (kepang).
Di Desa
Ngerangan kesenian jathilan biasanya dipentaskan dalam rangka peringatan HUT RI
dan juga perayaan hari raya Islam. Pemain kesenian jathilan berasal dari Dukuh Sendang. Seni Jathilan ini tidak hanya
dimainkan oleh orangtua saja. Akan tetapi, banyak anak-anak yang ikut serta
dalam pementasan kesenian ini. Biasanya pementasan jathilan dilakukan dengan
pawai mengelilingi Desa Ngerangan.
c.
Sepak Bola
Sepakbola merupakan
cabang olahraga yang dapat dengan mudah dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat. Di Desa Ngerangan sepak bola mendapat perhatian khusus sejak dulu.
Di desa ini sudah terdapat tim sepak bola dari generasi ke genersi. Tim
tersebut yaitu Putra Buana, sebagai regenerasi dari tim senior Buana Jaya.
Setiap sabtu dan minggu sore, Putra Buana berlatih tanding melawan klub local
lain baik dalam wilayah Kecamatan Bayat hingga luar kabupaten klaten. Di Desa
Ngerangan, juga terdapat SSB sebagai usaha untuk menampung serta mengembangkan minat
masyarakat Desa Ngerangan terhadap sepakbola.
Gambar 3
Lapangan DesaNgerangan
8. Ekonomi
Kegiatan ekonomi di Desa
Ngerangan yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan produksi yang ada
di Desa Ngerangan yaitu produksi keripik, gerobak angkringan, dan produksi
beras. Kegiatan distribusi yang ada yaitu seperti banyak warung kelontong dan juga
terdapat pasar.
Gambar 4
BMT Limasan
9. Vegetasi
Desa Ngerangan merupakan desa dengan tanah kapur yang kering
sulit untuk ditanami tanaman pangan seperti sayuran. Tanaman yang dapat tumbuh
subur yaitu seperti pohon jati dan pohon pisang. Pohon jati dapat tumbuh subur
karena tidak memerlukan banyak air dalam pertumbuhannya.
Areal persawahan di Desa Ngerangan biasanya ditanami padi,
jagung/kedelai secara bergantian. Sawah di Desa Ngerangan merupakan sawah tadah
hujan. Sehingga tanaman padi ditanam saat musim penghujan.
Gambar 5
Pohon Jati
10. Potensi
Saat ini di Desa Ngerangan, sedang dibangun Ksatrian Entrepeneur
Indonesia yang merupakan milik mantan bupati klaten, H. Sunarna. Ksatrian
tersebut nantinya merupakan tempat belajar para wirausaha muda. Dalam
pembangunannya, terdapat salah satuu bangunan yang menjadi ikon pariwisata Desa
Ngerangan yaitu bangunan Joglo. Joglo yang didirikan merupakan joglo terbesar
yang ada di Indonesia. Pembangunan ksatrian entrepreneur ini diharapkan
nantinya dapat menunjang perekonomian penduduk Desa Ngerangan.
Gambar 6
Proyek Ksatrian Entrepreneur
Selain itu, pada tahun 2016, Desa Ngerangan sempat masuk dalam
pemberitaan media local solo dikarenakan Desa Ngerangan dianggap sebagai cikal
bakal hadirnya angkringan/hik. Pemberitaan ini didasarkan mayoritas penduduk
Desa Ngerangan merupakan pedagang angkringan yang diantaranya sudah mencapai
puluhan tahun. Hal ini didukung dengan adanya pengrajin kayu yang membuat
gerobak angkringan di Desa Ngerangan. Oleh karena itu, Desa Ngerangan
sebenarnya dapat berpotensi menjadi desa wisata angkringan jika pemerintah desa
mau mematenkan angkringan sebagai budaya asli Desa Ngerangan.
11. Permasalahan
Utama
Wilayah Desa Ngerangan merupakan termasuk tanah kering, sehingga
permasalahan utama yaitu terjadinya kekeringan pada musim kemarau dan kurangnya
pengembangan sumberdaya manusia.
·
Kekeringan
Kekeringan secara umum
bisa didefinisikan sebagai pengurangan pesediaan air atau kelembaban yang
bersifat sementara secara signifikan di bawah normal atau volume yang
diharapkan untuk jangka waktu tertentu. Desa Ngerangan merupakan desa yang
termasuk dalam daerah dengan ancaman bahaya kekeringan tinggi yang tersebar di
bagian selatan Kabupaten Klaten. Daerah terluas dengan tingkat ancaman bahaya
kekeringan tinggi berada di Kecamatan Bayat yaitu sebesar 238,06 hektar.
Kecamatan Bayat menempati
posisi tertinggi karena dipengaruhi oleh komponen sosial dan ekologi yang
memiliki tingkat kerentanan yang cenderung tinggi. Meskipun memiliki tingkat
kepadatan penduduk yang tergolong sedang, kecamatan ini memiliki jumlah
penduduk rentan (balita, ibu hamil, lansia dan penduduk cacat) yang tergolong
tinggi. Selain itu juga tingkat kemiskinan di Kecamatan Bayat bisa dikatakan
sangat tinggi karena memiliki persentase penduduk miskin sebesar 77,53%. Dari
sisi ekologi, Kecamatan Bayat memiliki hutan dengan luasan mencapai 14,54% yang
berpotensi terdampak apabila terjadi kekeringan.
Lampiran
Gambar
Gambar 7
SD N 3 & 1 Ngerangan
Gambar 8
SMP N 2 Bayat
Gambar 9
Lahan Pertanian
Gambar 10
Puskesmas
Gambar 11
Kantor Desa Ngerangan
Gambar 12 TK ABA Ngerangan 1